Jumat, 20 Januari 2017

makalah pengertian,Kedudukan Al-Qur'an



KATA PENGANTAR



Syukur alhamdullilah senangtiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkah, rahmat, hidayat dan kesehatan dari-NYA, sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa shalawat dan salam kita kirimkan untuk baginda Nabiullah Muhammad SAW, nabi yang telah membawa ummatnya dari zaman jahiliah kezaman yang terang-benderang, juga nabi yang telah diutus oleh Allah SWT kemuka bumi ini sebagai rahmatanlilalamin.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu mata kuliah yakni Pengantar Study Islam. Kami berharap dalam penyusunan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Tentunya kami sadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik kami perlukan dalam hal yang bersifat membangun karena tidak dipungkiri bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dalam penyusunanya.        
           
Watampone,21 Noyember 2016



Penyusun
                                                             
                                                             
                                                                 BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Al-Quran berfungsi sebagai pedoman umat islam. Al-Quran juga mengandung dan membawakan nilai-nilai yang membudayakan manusia, hampir duapertiga ayat-ayat Al-Quran mengandung motivasi kependidikan bagi umat islam.
Al-Quran adalah wahyu Allah yang berfungsi sebagai muk’jizat bagi Rasulullah Muhammad Saw. Sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya dan bernilai abadi. Sebagai muk’jizat Al-Quran telah menjadi salah satu sebab pula bagi masuknya orang-orang arab di zaman Rasulullah kedalam agama islam, dan menjadi sebab pula bagi masuknya orang-orang sekarang dan (insya Allah) pada masa yang akan datang.
Agama islam datang dengan Al-Qurannya membuka lebar-lebar mata manusia agar mereka menyadari jati diri dan hakekat keberadaan manusia di atas bumi ini. Juga agar mausia tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga manusia tidak menduga bahwa hidup mereka hanya di mulai dengan kelahiran dan kematian saja. Al-Quran mengajak manusia berfikir tentang kekuasaan Allah Swt. Dan dengan berbagai dalil, Al-Quran juga mengajarkan kepada manusia untuk membuktikan keharusan adanya hari kebangkitan, dan bahwa kebahagiaan manusia pada hari itu akan ditentukan oleh sikap persesuaian hidup mereka dengan apa yang dikehendaki oleh sang pencipta, Allah yang maha kuasa.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yan menjadi rumusan masalahnya adalah :
a.       Apa pengertian al-Quran ?
b.      Bagaimana kedudukan Al-Quran ?
c.       Apa pokok-pokok kandungan Al-Quran ?

C.    Tujuan pembahasan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Al-Quran secara lebih mendalam.

         BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Al-Quran
Secara Etimologi (bahasa) Al-Quran merupakan masdar dari kata “Qaraah” berarti “membaca”. Sedangkan menurut Quraish Syihab adalah bacaan yang tertulis. Dikalangan para ulama dijumpai adanya perbedaan pendapat di sekitar pengertian Al-Quran secara etimologi. di antaranya : Menurut Sayyid Muhammad Al-Maliki dalam kitab Zubdat Al-Itaqan Fi Ulum Al-Quran dikatakan bahwa Al-Quran berasal darai kata “Al-Qar’u”, yang berarti “mengumpulkan”, arti ini merujuk pada realitas Al-Quran yang memuat inti kitab-kitab samawi dan mengandung rumus ilmu pengetahuan.. Sementara Al-Farra berpendapat bahwa lafadz Al-Quran berasal dari kata “Qarinah” yang berarti “keterkaitan, karena dilihat dari segi makna dan kandungannya ayat-ayat al-Quran itu satu sama lain saling berkaitan.
Sedangkan secara terminologi Al-Quran adalah Kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman bagi ummat Islam yang di sampaikan melalui perantara Jibril as. melalui jalan Mutawattir.
Di kalangan ulama juga dijumpai perbedaan pendapat tidak hanya dalam pengertian secara etimologi saja tetapi juga pengertian Al-Quran secara terminoligi, diantaranya : Safi’ Hasan Abu Thalib menyebutkan bahwa Al Quran adalah wahyu yang diturunkan dengan lafal bahasa arab dan maknanya dari Allah SWT melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, ia merupakan dasar dan sumber dasar utama bagi syariat. Zakariah Al-Birri mengemukakan bahwa Al-Quran adalah Kitab yang disebut Al-Quran dalam kalam Allah SWT, yang diturunkan kepada rasul-Nya Muhammad SAW dengan lafal Bahasa Arab dinukil secara mutawattir dan tertulis pada lembaran-lembaran mushaf. Sementara Al-Gazali mengatakan bahwa Al-Quran adalah merupakan firman Allah SWT.
Meskipun terdapat banyak pandangan tentang pengertian Al-Quran baik itu secara etimologis dan secara terminologi tetapi masih dapat ditampung oleh sifat dan karakteristik Al-Quran itu sendiri.




B.     Kedudukan Al-Quran sebagai sumber hukum
Sebagai kitab suci, Al-Quran merupakan pedoman hidup bagi umat manusia, sebab didalamnya terkandung aturan dan kaidah-kaidah kehidupan yang harus dilaksanakan. Al-Quran juga ditetapkan oleh Allah Swt. sebagai sumber pertama hukum islam, sebaimana tertuang dalam surah An-nisa : 105
انا أنزلنا إليك الكتاب بالحق لتحكم بين الناس بما أراك الله ولا تكن للخائنين خصيما
Artinya : Sungguh, kami telah menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah Diajarkan Allah kepadamu dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang yang berkhianat.
Dalam hal penetapan Al-Quran sebagai sumber utama hukum islam, Nabi Muhammad saw bersabda :
تركت فيكم ما أن تمسكتم به لن تضلوا بعدي كتاب الله وسنتي
Artinya : Saya meninggalkan pedoman untuk kalian, bila kalian berpegang teguh dengannya maka kalian tidak akan tersesat setelah saya tiada yakni Kitab ultah (Al-Quran) dan sunnahku.
Kapasitas Al-Quran sebagai sumber hukum pertama dan kewajiban mengamalkannya merupakan sesuatu yang sudah maklum dalam agama. Didalamnya terdapat pelajaran dan tuntutan kehidupan yang berharga dan mulia. Hanya saja, semua itu dapat dipahami apabila Al-Quran benar-benar dibaca dan dihayati dengan seksama dan sepenuh hati serta diamalkan dengan penuh keyakinan. Manusia sebagai makhluk Allah harus mentaati hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan Allah Swt. Orang yang tidak mentaati hukum-hukum Allah Swt berarti dia tergolong orang-orang yang zalim. Allah berfirman dalam surat Al-Maidah : 45
ومن لم يحكم بمآ أنزل الله فأولئك هم الظلمون
Artinya : Barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang zalim.



C.     Pokok - pokok isi Al-Quran
Selain sebagai petunjuk dan tuntutan hidup, Al-Quran juga berfungsi untuk membedakan antara yang haqq dan yang bathil. Petunjuk Al-Quran dapat memperjelas sebuah kebenaran yang harus diikuti dan kesalahan yang harus ditinggalkan. Maka ukuran benar atau salah berdasarkan nilai-nilai Al-Quran, bukan hanya berdasarkan penilaian manusia.
Fungsi Al-Quran sebagai tuntutan lengkap bagi kehidupan manusia merupakan bukti bahwa ruang lingkup pembahasan Al-Quran sangat luas seluas aspek kehidupan manusia itu sendiri. Secara garis besar pokok-pokok isi Al-Quran mencakup beberapa aspek, diantara lain :
  1. Pembahasan mengenai prinsip-prinsip akidah (keimanan). 
  2. Pembahasan menyangkut prinsip-prinsip ibadah dan mu'amalah.
  3. Pembahasan yang berkaitan dengan akhlak.
  4. Pembahasan yang terkait dengan sejarah
  5.  Dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.
  1.  Prinsip-Prinsip Akidah Dalam Al-Quran
Inti Akidah Islam adalah Tauhid, yakni mengenakan Allah Swt. Tauhid merupakan garis pembeda antara orang islam dan orang kafir. Urgensi tauhid dala keislaman seseorang dapat dilihat dalam dakwah Nabi Muhammad saw di Makkah selama 13 tahun yang difokuskan kepada masalah Tauhid.

Ayat-ayat yang berkenaan dengan Akidah sangat banyak, antara lain :
QS. Al-Baqarah : 163
والهكم إله واحد لا إله إلا هو الرحمن الرحيم
Artinya : Dan tuhan kamu adalah tuhan yang maha esa, tidak ada tuhan selain Dia, yang maha pengasih, maha penyayang.

QS. Ali-Imran : 2
الله لآ إله إلا هو الحي القيوم
Artinya : Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).
QS. Al-Ikhlas : 1-4
قل هو الله أحد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد
Artinya : Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperintahkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia".
Ketiga ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah itu Maha Esa, Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia adalah Sang Khaliq (pencipta) sementara yang lain adalah makhluk (yang diciptakan). Keimanan bagi seorang muslim sejati tidak bisa tergantikan dengan apapun. Dia senantiasa akan merawat dan menjaga keimanannya sebagai nikmat teragung yang merupakan karunia Allah Swt. Dia akan menjauhi sikap menyekutukan (syirik) Allah Swt. karena tidak ada dosa yang terbesar dan tidak terampuni selain dosa syirik. Allah menegaskan bahwa segala bentuk dosa masih menyisakan harapan ampunan dari Allah, kecuali dosa syirik. Allah berfirman dalam QS. An-nisa : 116
ان الله لا يغفر ان يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يشرك با لله فقد ضل ضللا بعيدا
Artinya : Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu) dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali.
  1.  Prinsip-Prinsip Ibadah dan Mu'amalah
Ibadah adalah bentuk pengabdian seorang hamba terhadap tuhannya. Ibadah ada dua macam, yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdhah . Ibadah Mahdhah adalah hubungan vertikal antara hamba dan Tuhannya. Sedangkan Ibadah Ghairu Mahdhah adalah hubungan horizontal antara sesama manusia.
  1.  Ibadah Mahdhah
Ibadah Mahdhah mencakup pada ibadah Sholat, Zakat, Puasa dan Haji. Tata aturan ibadah mahdhah telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Jadi ketentuan ibadah mahdhah itu pasti. Artinya, tidak boleh melaksanakan ibadah mahdhah dengan aturan yang tidak sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rasulullah.
Kandungan Al-Quran yang membahas prinsip-prinsip ibadah antara lain menjelaskan kewajiban sholat, seperti dalam QS. Al-Baqarah : 43
واقيموا الصلوة واتوا الزكوة واركعوا مع الراكعين
Artinya : Dan laksanakanlah sholat, tunaikan zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukun.
Dalam QS. Al-Anfal : 3
الذين يقيمون الصلوة ومما رزقنهم ينفقون
Artinya : (yaitu) orang-orang yang melaksanakan sholat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
Shalat menduduki posisi yang urgent dalam agama islam karena sholat menjadi tiang agama. Sholat juga merupakan barometer untuk mengetahui perilaku seseorang. Bila sholat seseorang baik, memenuhi segala syarat dan rukunnya, khusu' dan ikhlas dalam melaksanakannya maka perilaku sehari-harinya juga baik. Hal ini telah digariskan oleh Allah swt. Dalam QS. AL-Ankabut : 45,
واقم الصلوة إن الصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكرالله اكبر والله يعلم ما تصنعون
Artinya : Dan laksanakanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain), Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Semua amal manusia diakhiri nanti akan dikalkulasi, dan sholat adalah amal yang pertama kali dihisab, sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan Iman Thabrani :
عن أنس عن النبي صلى الله عليه وسلم قال أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة فإن صلحت صلح له سائر عمله وإن فسدت فسد سائر عمله
Artinya : Diriwayatkan dari Anas dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda : bahwa amal perbuatan hamba yang pertama kali dihisab adalah shalat, jadi apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya dan apabila shalatnya buruk maka jeleklah semua amalannya.
  1. Ibadah Ghairu Mahdhah
Cakupan ibadah ghairu mahdhah meliputi aturan bersosialisasi dengan orang lain, baik dalam masalah ekonomi, sosial, politik, dan lain sebagainya. Istilah lain dari ibadah mahdhah ialah Mu'amalah.
Ayat Al-Quran yang membahas tentang ekonomi antara lain, QS. An-nisa : 29
يأيها الذين امنوا لا تأكلوا اموالكم بينكم بالباطل إلا أن تكون تجارة عن تراض منكم ولا تقتلوا أنفسكم أن الله كان بكم رحيما
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.
Manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berusaha dan berkreasi. Islam tidak melarang pemeluknya bekerja asalkan tetap diatas koridor yang ditetapkan agama. Islam melarang mencari harta dengan cara-cara tidak benar, seperti menipu, mencuri, dan lain-lain.
Seperti dalam ayat tersebut dijelaskan bagaimana aturan-aturan jual beli yang benar dan sah, yakni harus ada dasar saling rela-merelakan. Ayat tersebut diatas telah menjelaskan aturan jual beli yang benar dan sah, yakni harus atas dasar saling rela.
Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan sosial, antara lain yang dijelaskan dalam QS. Al-Hujurat : 13
يآيها الناس إنا خلقنكم من ذكر وانثى وجعلكم شعوبا وقبائل لتعرفوا إن أكرمكم عندالله اتقكم إن الله عليم خبير
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang-orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.
  1.  Prinsip-Prinsip Akhlak
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama islam selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak. Karena itu salah satu tugas yang diemban oleh Rasulullah saw adalah menyempurnakan akhlak. Rasulullah bersabda :
إنما بعثت لاتمما مكارم الأخلاق
Artinya : Sesungguhnya saya diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Diantara ayat Al-Quran yang menerangkan tentang prinsip-prinsip akhlak adalah QS.  AN-Nahl : 90
إن الله يأمر با لعدل و الإحسان و ايتائ ذى القربى وينهى عن الفحشاء و المنكر و يعظكم لعلكم تذكرون
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Allah Swt juga melarang seseorang yang menganggap rendah orang lain, satu kelompok meremehkan kelompok yang lain. Firman Allah dalam QS. Al-Hujurat : 11 menegaskan
يآيها الذين امنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا بالألقاب بئس الاسم الفسوق بعد الإيمان ومن لم يتوب فأولئك هم الظلمون
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olok) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.

  1. Sejarah dalam Al-Quran
Kurang lebih sepertiga dari Al-Quran merupakan penjelasan atas sejarah yang meliputi kisah-kisah para Rasul dan Nabi serta umat-umat masa lampau. Hal ini menunjukkan bahwa isi
Al-Quran memberikan porsi yang sangat besar terhadap sesuatu yang berkenaan dengan Sejarah. Dalam demikian Al-Quran mendorong manusia sekarang ini agar belajar dari umat terdahulu. Sehingga kita dapat meniru teladan baik yang diwariskan generasi taat terdahulu. Kandungan sejarah dalam Al-Quran ini juga dapat memotivasi Rasulullah saw dalam mengembang misi risalahnya ketika berhadapan dengan tantangan.
Menurut Quraish Shihab, kisah-kisah dalam Al-Quran berkisar pada tiga macam :
  1. Peristiwa Sejarah yang terjadi dengan pelaku dan tempat kejadiannya, seperti kisah-kisah para Nabi dan kaumnya, diantaranya adalah kisah Nabi Luth dalam QS. An-Naml : 54-58
ثم إذا كشف الضر عنكم إذا فريق منكم بربهم يشركون ليكفروا بمآ اتينهم فتمتعوا فسوف تعلمون ويجعلون لما لا يعلمون نصيبا مما رزقنهم تا لله لتسئلن عما كنتم تفترون ويجعلون لله البنت سبحنه ولهم مايشتهون وإذا بشر أحدهم بالانثى ظل وجهه مسودا وهو كظيم
Artinya : Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji), padahal kamu melihatnya (kekejian perbuatan maksiat itu)?" Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat (mu), bukan (mendatangi) perempuan?  Sungguh, kama adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu). Jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, "Usirlah Luth dan keluarganya, dari negerimu, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (menganggap dirinya) suci". Maka Kami selamatkan dia dan keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu), maka sangat buruklah hujan (yang ditimpahkan) pada orang-orang yang diberi peringatan itu (tetapi tidak mengindahkan).
  1. Peristiwa yang telah terjadi dan masih dapat terulang kejadiannya, seperti kisah pembunuhan Qabil terhadap Habil yang diceritakan dalam QS. Al-Maidah : 27-28
واتل عليهم نباابنى ادم بالحق إذ قربا قربانا فتقبل من احد هما ولم يتقبل من الاخر قال لاقتلنك قال إنما يتقبل الله من المتقين لئن بسطت الي يدك لتقتلني ما انا بباسط يدي إليك لاقتلك اني اخاف الله رب العالمين
Artinya : Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata :  sungguh,  aku pasti membunuhmu! Dia (Habil) berkata : Sesungguhnya Allah hanya menerimh (amal) dari orang yang bertakwa. Sungguh, jika engkau menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku aku tidak akan menggerakkan tanganku untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.
  1. Peristiwa kisah simbolis yang tidak menggambarkan sesuatu peristiwa yang telah terjadi, namun dapat terjadi sewaktu-waktu. Seperti kisah didalam QS. Al-Kahfi : 32-34
واضرب لهم مثلا رجلين جعلنا لأحدهما جنتين من اعناب وحففنهما بنخل وجعلنا بينهما زرعا كلتا الجنتين اتت أكلها ولم تظلم منه شيئا وفجرنا خللهما نهرا وكان له ثمر فقال لصاحبه وهو يحاوره انا اكثر منك مالا واعز نفرا  
Artinya : Dan berikanlah (Muhammad) kepada mereka perumpamaan, dua orang laki-laki yang seorang (yang kafir), Kami beri dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan diantara keduanya (kebun itu) Kami buatkan ladang. Kedua kebun itu menghasilkan buahnya dan tidak berkurang (buahnya) sedikitpun, dan dicelah-celah kedua kebun itu Kami alirkan sungai. Dan dia memiliki kekayaan besar, maka dia berkata kepada kanannya (yang beriman) ketika bercakap-cakap dengan dia, "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikutku lebih kuat".
































BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1.      Al-Quran merupakan kitab suci agama islam yang mempunyai fungsi utama sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupannya dibumi, sebagai petunjuk bagi kehidupan manusia.
2.      Al-Quran sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam,baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri,hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesamanya,dan hubungan manusia dengan alam.
3.      Al-Quran merupakan kitab suci agama Islam yang mempunyai fungsi utama sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupan di bumi, Sebagai petunjuk bagi kehidupan manusia, Ak-Quran memuat pesan-pesan yang dapat dijadikan sebagai sandaran bagi manusia dalam segala aspek kehidupannya. secara umum


SARAN
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.









                                                                                DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, 2002, Ilmu-ilmu Al-Qur’an,
            Semarang : Pustaka Hayam Wuruk

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar