KATA
PENGANTAR
Syukur alhamdullilah senangtiasa kita panjatkan atas
kehadirat Allah SWT. Karena atas berkah, rahmat, hidayat dan kesehatan
dari-NYA, sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa shalawat
dan salam kita kirimkan untuk baginda Nabiullah Muhammad SAW, nabi yang telah
membawa ummatnya dari zaman jahiliah kezaman yang terang-benderang, juga nabi
yang telah diutus oleh Allah SWT kemuka bumi ini sebagai rahmatanlilalamin.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi salah
satu mata kuliah yakni Pengantar Study Islam. Kami berharap dalam penyusunan
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Tentunya kami sadari bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik kami perlukan
dalam hal yang bersifat membangun karena tidak dipungkiri bahwa makalah ini
masih terdapat kesalahan dalam penyusunanya.
Watampone,21 Noyember
2016
Penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Al-Quran berfungsi sebagai pedoman umat islam. Al-Quran juga
mengandung dan membawakan nilai-nilai yang membudayakan manusia, hampir
duapertiga ayat-ayat Al-Quran mengandung motivasi kependidikan bagi umat islam.
Al-Quran adalah wahyu Allah yang
berfungsi sebagai muk’jizat bagi Rasulullah Muhammad Saw. Sebagai pedoman hidup
bagi setiap muslim dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab
Allah yang sebelumnya dan bernilai abadi. Sebagai muk’jizat Al-Quran telah
menjadi salah satu sebab pula bagi masuknya orang-orang arab di zaman
Rasulullah kedalam agama islam, dan menjadi sebab pula bagi masuknya
orang-orang sekarang dan (insya Allah) pada masa yang akan datang.
Agama islam datang dengan Al-Qurannya membuka lebar-lebar mata
manusia agar mereka menyadari jati diri dan hakekat keberadaan manusia di atas
bumi ini. Juga agar mausia tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga manusia
tidak menduga bahwa hidup mereka hanya di mulai dengan kelahiran dan kematian
saja. Al-Quran mengajak manusia berfikir tentang kekuasaan Allah Swt. Dan
dengan berbagai dalil, Al-Quran juga mengajarkan kepada manusia untuk
membuktikan keharusan adanya hari kebangkitan, dan bahwa kebahagiaan manusia
pada hari itu akan ditentukan oleh sikap persesuaian hidup mereka dengan apa
yang dikehendaki oleh sang pencipta, Allah yang maha kuasa.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka yan menjadi rumusan masalahnya adalah :
a.
Apa
pengertian al-Quran ?
b.
Bagaimana
kedudukan Al-Quran ?
c.
Apa
pokok-pokok kandungan Al-Quran ?
C.
Tujuan pembahasan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Al-Quran secara
lebih mendalam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Quran
Secara Etimologi (bahasa) Al-Quran merupakan masdar
dari kata “Qaraah” berarti “membaca”. Sedangkan menurut
Quraish Syihab adalah bacaan yang tertulis. Dikalangan para ulama dijumpai
adanya perbedaan pendapat di sekitar pengertian Al-Quran secara etimologi. di
antaranya : Menurut Sayyid Muhammad Al-Maliki dalam kitab Zubdat Al-Itaqan Fi
Ulum Al-Quran dikatakan bahwa Al-Quran berasal darai kata “Al-Qar’u”, yang
berarti “mengumpulkan”, arti ini merujuk pada realitas Al-Quran yang
memuat inti kitab-kitab samawi dan mengandung rumus ilmu pengetahuan..
Sementara Al-Farra berpendapat bahwa lafadz Al-Quran berasal dari kata “Qarinah”
yang berarti “keterkaitan, karena dilihat dari segi makna dan
kandungannya ayat-ayat al-Quran itu satu sama lain saling berkaitan.
Sedangkan secara terminologi Al-Quran adalah
Kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman bagi ummat
Islam yang di sampaikan melalui perantara Jibril as. melalui jalan Mutawattir.
Di kalangan ulama juga dijumpai perbedaan pendapat
tidak hanya dalam pengertian secara etimologi saja tetapi juga pengertian
Al-Quran secara terminoligi, diantaranya : Safi’ Hasan Abu Thalib menyebutkan
bahwa Al Quran adalah wahyu yang diturunkan dengan lafal bahasa arab dan
maknanya dari Allah SWT melalui wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad
SAW, ia merupakan dasar dan sumber dasar utama bagi syariat. Zakariah Al-Birri
mengemukakan bahwa Al-Quran adalah Kitab yang disebut Al-Quran dalam kalam
Allah SWT, yang diturunkan kepada rasul-Nya Muhammad SAW dengan lafal Bahasa
Arab dinukil secara mutawattir dan tertulis pada lembaran-lembaran mushaf.
Sementara Al-Gazali mengatakan bahwa Al-Quran adalah merupakan firman Allah SWT.
Meskipun terdapat banyak pandangan tentang pengertian
Al-Quran baik itu secara etimologis dan secara terminologi tetapi masih dapat
ditampung oleh sifat dan karakteristik Al-Quran itu sendiri.
B.
Kedudukan Al-Quran sebagai sumber hukum
Sebagai kitab suci, Al-Quran merupakan pedoman hidup
bagi umat manusia, sebab didalamnya terkandung aturan dan kaidah-kaidah
kehidupan yang harus dilaksanakan. Al-Quran juga ditetapkan oleh Allah Swt.
sebagai sumber pertama hukum islam, sebaimana tertuang dalam surah An-nisa :
105
انا
أنزلنا إليك الكتاب بالحق لتحكم بين الناس بما أراك الله ولا تكن للخائنين خصيما
Artinya : Sungguh, kami telah menurunkan
Kitab (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili
antara manusia dengan apa yang telah Diajarkan Allah kepadamu dan janganlah
engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah) karena (membela) orang
yang berkhianat.
Dalam hal penetapan Al-Quran sebagai sumber utama
hukum islam, Nabi Muhammad saw bersabda :
تركت
فيكم ما أن تمسكتم به لن تضلوا بعدي كتاب الله وسنتي
Artinya : Saya meninggalkan pedoman
untuk kalian, bila kalian berpegang teguh dengannya maka kalian tidak akan
tersesat setelah saya tiada yakni Kitab ultah (Al-Quran) dan sunnahku.
Kapasitas Al-Quran sebagai sumber hukum pertama dan
kewajiban mengamalkannya merupakan sesuatu yang sudah maklum dalam agama.
Didalamnya terdapat pelajaran dan tuntutan kehidupan yang berharga dan mulia.
Hanya saja, semua itu dapat dipahami apabila Al-Quran benar-benar dibaca dan
dihayati dengan seksama dan sepenuh hati serta diamalkan dengan penuh keyakinan.
Manusia sebagai makhluk Allah harus mentaati hukum-hukum dan aturan-aturan yang
ditetapkan Allah Swt. Orang yang tidak mentaati hukum-hukum Allah Swt berarti
dia tergolong orang-orang yang zalim. Allah berfirman dalam surat Al-Maidah :
45
ومن
لم يحكم بمآ أنزل الله فأولئك هم الظلمون
Artinya : Barang siapa yang tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah
orang-orang zalim.
C. Pokok - pokok isi Al-Quran
Selain sebagai petunjuk dan tuntutan hidup, Al-Quran
juga berfungsi untuk membedakan antara yang haqq dan yang bathil. Petunjuk
Al-Quran dapat memperjelas sebuah kebenaran yang harus diikuti dan kesalahan
yang harus ditinggalkan. Maka ukuran benar atau salah berdasarkan nilai-nilai
Al-Quran, bukan hanya berdasarkan penilaian manusia.
Fungsi Al-Quran sebagai tuntutan lengkap bagi
kehidupan manusia merupakan bukti bahwa ruang lingkup pembahasan Al-Quran
sangat luas seluas aspek kehidupan manusia itu sendiri. Secara garis besar
pokok-pokok isi Al-Quran mencakup beberapa aspek, diantara lain :
- Pembahasan mengenai prinsip-prinsip akidah (keimanan).
- Pembahasan menyangkut prinsip-prinsip ibadah dan mu'amalah.
- Pembahasan yang berkaitan dengan akhlak.
- Pembahasan yang terkait dengan sejarah
- Dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Prinsip-Prinsip Akidah Dalam Al-Quran
Inti Akidah Islam adalah Tauhid, yakni mengenakan
Allah Swt. Tauhid merupakan garis pembeda antara orang islam dan orang kafir.
Urgensi tauhid dala keislaman seseorang dapat dilihat dalam dakwah Nabi Muhammad
saw di Makkah selama 13 tahun yang difokuskan kepada masalah Tauhid.
Ayat-ayat yang berkenaan dengan Akidah sangat
banyak, antara lain :
QS. Al-Baqarah : 163
والهكم
إله واحد لا إله إلا هو الرحمن الرحيم
Artinya : Dan tuhan kamu adalah tuhan
yang maha esa, tidak ada tuhan selain Dia, yang maha pengasih, maha penyayang.
QS. Ali-Imran : 2
الله
لآ إله إلا هو الحي القيوم
Artinya : Allah, tidak ada Tuhan selain
Dia, Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).
QS. Al-Ikhlas : 1-4
قل
هو الله أحد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد
Artinya : Katakanlah (Muhammad),
"Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah)
tidak beranak dan tidak pula diperintahkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara
dengan Dia".
Ketiga ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah itu
Maha Esa, Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia adalah Sang Khaliq (pencipta)
sementara yang lain adalah makhluk (yang diciptakan). Keimanan bagi seorang
muslim sejati tidak bisa tergantikan dengan apapun. Dia senantiasa akan merawat
dan menjaga keimanannya sebagai nikmat teragung yang merupakan karunia Allah
Swt. Dia akan menjauhi sikap menyekutukan (syirik) Allah Swt. karena tidak ada
dosa yang terbesar dan tidak terampuni selain dosa syirik. Allah menegaskan
bahwa segala bentuk dosa masih menyisakan harapan ampunan dari Allah, kecuali
dosa syirik. Allah berfirman dalam QS. An-nisa : 116
ان
الله لا يغفر ان يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يشرك با لله فقد ضل ضللا
بعيدا
Artinya : Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu) dan Dia mengampuni dosa
selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali.
- Prinsip-Prinsip Ibadah dan Mu'amalah
Ibadah adalah bentuk pengabdian seorang hamba
terhadap tuhannya. Ibadah ada dua macam, yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu
mahdhah . Ibadah Mahdhah adalah hubungan vertikal antara hamba dan Tuhannya.
Sedangkan Ibadah Ghairu Mahdhah adalah hubungan horizontal antara sesama
manusia.
- Ibadah Mahdhah
Ibadah Mahdhah mencakup pada ibadah Sholat, Zakat,
Puasa dan Haji. Tata aturan ibadah mahdhah telah dicontohkan oleh Rasulullah
saw. Jadi ketentuan ibadah mahdhah itu pasti. Artinya, tidak boleh melaksanakan
ibadah mahdhah dengan aturan yang tidak sesuai dengan yang telah diajarkan oleh
Rasulullah.
Kandungan Al-Quran yang membahas prinsip-prinsip
ibadah antara lain menjelaskan kewajiban sholat, seperti dalam QS. Al-Baqarah :
43
واقيموا
الصلوة واتوا الزكوة واركعوا مع الراكعين
Artinya : Dan laksanakanlah sholat,
tunaikan zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukun.
Dalam QS. Al-Anfal : 3
الذين
يقيمون الصلوة ومما رزقنهم ينفقون
Artinya : (yaitu) orang-orang yang
melaksanakan sholat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami
berikan kepada mereka.
Shalat menduduki posisi yang urgent dalam agama
islam karena sholat menjadi tiang agama. Sholat juga merupakan barometer untuk
mengetahui perilaku seseorang. Bila sholat seseorang baik, memenuhi segala
syarat dan rukunnya, khusu' dan ikhlas dalam melaksanakannya maka perilaku
sehari-harinya juga baik. Hal ini telah digariskan oleh Allah swt. Dalam QS.
AL-Ankabut : 45,
واقم
الصلوة إن الصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكرالله اكبر والله يعلم ما تصنعون
Artinya : Dan laksanakanlah sholat,
sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan
(ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah
yang lain), Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Semua amal manusia diakhiri nanti akan dikalkulasi,
dan sholat adalah amal yang pertama kali dihisab, sebagaimana hadits Nabi
Muhammad saw yang diriwayatkan Iman Thabrani :
عن
أنس عن النبي صلى الله عليه وسلم قال أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة فإن صلحت
صلح له سائر عمله وإن فسدت فسد سائر عمله
Artinya : Diriwayatkan dari Anas dari
Nabi Muhammad saw, beliau bersabda : bahwa amal perbuatan hamba yang pertama
kali dihisab adalah shalat, jadi apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya
dan apabila shalatnya buruk maka jeleklah semua amalannya.
- Ibadah Ghairu Mahdhah
Cakupan ibadah ghairu mahdhah meliputi aturan
bersosialisasi dengan orang lain, baik dalam masalah ekonomi, sosial, politik,
dan lain sebagainya. Istilah lain dari ibadah mahdhah ialah Mu'amalah.
Ayat Al-Quran yang membahas tentang ekonomi antara
lain, QS. An-nisa : 29
يأيها
الذين امنوا لا تأكلوا اموالكم بينكم بالباطل إلا أن تكون تجارة عن تراض منكم ولا
تقتلوا أنفسكم أن الله كان بكم رحيما
Artinya : Wahai orang-orang yang
beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil
(tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka
diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu.
Manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berusaha
dan berkreasi. Islam tidak melarang pemeluknya bekerja asalkan tetap diatas
koridor yang ditetapkan agama. Islam melarang mencari harta dengan cara-cara
tidak benar, seperti menipu, mencuri, dan lain-lain.
Seperti dalam ayat tersebut dijelaskan bagaimana
aturan-aturan jual beli yang benar dan sah, yakni harus ada dasar saling
rela-merelakan. Ayat tersebut diatas telah menjelaskan aturan jual beli yang
benar dan sah, yakni harus atas dasar saling rela.
Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan sosial, antara
lain yang dijelaskan dalam QS. Al-Hujurat : 13
يآيها
الناس إنا خلقنكم من ذكر وانثى وجعلكم شعوبا وقبائل لتعرفوا إن أكرمكم عندالله
اتقكم إن الله عليم خبير
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami
telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian
Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang-orang yang
paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.
- Prinsip-Prinsip Akhlak
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam
islam, sehingga setiap aspek dari ajaran agama islam selalu berorientasi pada
pembentukan dan pembinaan akhlak. Karena itu salah satu tugas yang diemban oleh
Rasulullah saw adalah menyempurnakan akhlak. Rasulullah bersabda :
إنما بعثت لاتمما مكارم الأخلاق
Artinya : Sesungguhnya saya diutus hanya
untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Diantara ayat Al-Quran yang menerangkan tentang
prinsip-prinsip akhlak adalah QS.
AN-Nahl : 90
إن الله يأمر با لعدل و الإحسان و ايتائ
ذى القربى وينهى عن الفحشاء و المنكر و يعظكم لعلكم تذكرون
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan
Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Allah Swt juga melarang seseorang yang menganggap
rendah orang lain, satu kelompok meremehkan kelompok yang lain. Firman Allah
dalam QS. Al-Hujurat : 11 menegaskan
يآيها الذين امنوا لا يسخر قوم من قوم عسى
أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا
تنابزوا بالألقاب بئس الاسم الفسوق بعد الإيمان ومن لم يتوب فأولئك هم الظلمون
Artinya : Wahai orang-orang yang
beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi
mereka (yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan
jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena)
boleh jadi perempuan (yang diperolok-olok) lebih baik dari perempuan (yang
mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah
saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
- Sejarah dalam Al-Quran
Kurang lebih sepertiga dari Al-Quran merupakan
penjelasan atas sejarah yang meliputi kisah-kisah para Rasul dan Nabi serta umat-umat
masa lampau. Hal ini menunjukkan bahwa isi
Al-Quran memberikan porsi yang sangat besar terhadap
sesuatu yang berkenaan dengan Sejarah. Dalam demikian Al-Quran mendorong
manusia sekarang ini agar belajar dari umat terdahulu. Sehingga kita dapat meniru
teladan baik yang diwariskan generasi taat terdahulu. Kandungan sejarah dalam
Al-Quran ini juga dapat memotivasi Rasulullah saw dalam mengembang misi
risalahnya ketika berhadapan dengan tantangan.
Menurut Quraish Shihab, kisah-kisah dalam Al-Quran
berkisar pada tiga macam :
- Peristiwa Sejarah yang terjadi dengan pelaku dan tempat kejadiannya, seperti kisah-kisah para Nabi dan kaumnya, diantaranya adalah kisah Nabi Luth dalam QS. An-Naml : 54-58
ثم إذا كشف الضر عنكم إذا فريق منكم بربهم
يشركون ليكفروا بمآ اتينهم فتمتعوا فسوف تعلمون ويجعلون لما لا يعلمون نصيبا مما
رزقنهم تا لله لتسئلن عما كنتم تفترون ويجعلون لله البنت سبحنه ولهم مايشتهون وإذا
بشر أحدهم بالانثى ظل وجهه مسودا وهو كظيم
Artinya : Dan (ingatlah kisah) Luth,
ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan
fahisyah (keji), padahal kamu melihatnya (kekejian perbuatan maksiat
itu)?" Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat (mu),
bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh,
kama adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu). Jawaban kaumnya
tidak lain hanya mengatakan, "Usirlah Luth dan keluarganya, dari negerimu,
sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (menganggap dirinya) suci".
Maka Kami selamatkan dia dan keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan
dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami hujani mereka
dengan hujan (batu), maka sangat buruklah hujan (yang ditimpahkan) pada
orang-orang yang diberi peringatan itu (tetapi tidak mengindahkan).
- Peristiwa yang telah terjadi dan masih dapat terulang kejadiannya, seperti kisah pembunuhan Qabil terhadap Habil yang diceritakan dalam QS. Al-Maidah : 27-28
واتل عليهم نباابنى ادم بالحق إذ قربا
قربانا فتقبل من احد هما ولم يتقبل من الاخر قال لاقتلنك قال إنما يتقبل الله من
المتقين لئن بسطت الي يدك لتقتلني ما انا بباسط يدي إليك لاقتلك اني اخاف الله رب
العالمين
Artinya : Dan ceritakanlah (Muhammad)
yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya
mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah salah seorang dari mereka berdua
(Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata
: sungguh, aku pasti membunuhmu! Dia (Habil) berkata :
Sesungguhnya Allah hanya menerimh (amal) dari orang yang bertakwa. Sungguh,
jika engkau menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku aku tidak akan
menggerakkan tanganku untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh
alam.
- Peristiwa kisah simbolis yang tidak menggambarkan sesuatu peristiwa yang telah terjadi, namun dapat terjadi sewaktu-waktu. Seperti kisah didalam QS. Al-Kahfi : 32-34
واضرب لهم مثلا رجلين جعلنا لأحدهما جنتين
من اعناب وحففنهما بنخل وجعلنا بينهما زرعا كلتا الجنتين اتت أكلها ولم تظلم منه
شيئا وفجرنا خللهما نهرا وكان له ثمر فقال لصاحبه وهو يحاوره انا اكثر منك مالا
واعز نفرا
Artinya : Dan berikanlah (Muhammad) kepada
mereka perumpamaan, dua orang laki-laki yang seorang (yang kafir), Kami beri
dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon
kurma dan diantara keduanya (kebun itu) Kami buatkan ladang. Kedua kebun itu
menghasilkan buahnya dan tidak berkurang (buahnya) sedikitpun, dan
dicelah-celah kedua kebun itu Kami alirkan sungai. Dan dia memiliki kekayaan
besar, maka dia berkata kepada kanannya (yang beriman) ketika bercakap-cakap
dengan dia, "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikutku lebih
kuat".
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Al-Quran
merupakan kitab suci agama islam yang mempunyai fungsi utama sebagai petunjuk
bagi manusia dalam menjalani kehidupannya dibumi, sebagai petunjuk bagi
kehidupan manusia.
2.
Al-Quran
sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari
seluruh ajaran Islam,baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya
sendiri,hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
sesamanya,dan hubungan manusia dengan alam.
3.
Al-Quran
merupakan kitab suci agama Islam yang mempunyai fungsi utama sebagai petunjuk
bagi manusia dalam menjalani kehidupan di bumi, Sebagai petunjuk bagi kehidupan
manusia, Ak-Quran memuat pesan-pesan yang dapat dijadikan sebagai sandaran bagi
manusia dalam segala aspek kehidupannya. secara umum
SARAN
Penulis
bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki
makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis
selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, 2002, Ilmu-ilmu
Al-Qur’an,
Semarang : Pustaka Hayam Wuruk
Semarang : Pustaka Hayam Wuruk